Ketika Media Menjadi Alat Pengkondisian Psikologis

Hari ini, saya ingin mengajak kalian untuk merenungkan sebuah kutipan yang mungkin akan membuat kita melihat dunia media dengan mata yang lebih kritis. Kutipan itu datang dari seorang filsuf dan penulis hebat bernama Alan Wilson Watts, dan dia mengatakan:

Pemrograman prediktif adalah bentuk halus dari pengkondisian psikologis yang disediakan oleh media untuk memperkenalkan publik dengan perubahan masyarakat yang direncanakan untuk diterapkan oleh para pemimpin. Jika dan ketika perubahan ini dilakukan, publik akan terbiasa dengannya dan akan menerimanya sebagai perkembangan alami, sehingga mengurangi kemungkinan penolakan dan keributan publik. - Alan Watts

Mungkin kita pernah merasakan adanya hal ini di sekitar kita tanpa sadar. Tapi, mari kita kupas lebih dalam apa yang dimaksud oleh Watt.

Pertama-tama, mari kita bahas tentang "pemrograman prediktif". Kata-kata ini sendiri terdengar seperti sesuatu dari film fiksi ilmiah, bukan? Namun, dalam konteks kutipan ini, itu merujuk pada bagaimana media, baik itu televisi, internet, atau bahkan media sosial, secara perlahan-lahan mempengaruhi cara kita berpikir dan merespons terhadap perubahan-perubahan dalam masyarakat.

Sekarang, apa yang dimaksud dengan "pengkondisian psikologis"? Ini adalah cara di mana media menggunakan pesan-pesan tertentu, entah itu iklan, program televisi, atau berita, untuk memengaruhi pikiran dan emosi kita secara tidak sadar. Kita mungkin tidak menyadarinya, tetapi media memiliki kekuatan besar untuk membentuk cara kita melihat dunia.

Kemudian, Watt menyebutkan tentang perubahan masyarakat yang "direncanakan untuk diterapkan oleh para pemimpin." Ini mungkin merujuk pada kebijakan politik, tren budaya, atau bahkan agenda tertentu yang ingin dipromosikan oleh pihak-pihak tertentu. Media dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menyebarkan pesan-pesan ini kepada publik.

Apa yang membuat hal ini begitu penting? Nah, menurut Watt, ketika kita terpapar dengan ide-ide dan perubahan ini secara terus-menerus melalui media, kita mulai menerimanya sebagai sesuatu yang alami. Ini membuatnya lebih mudah bagi pemimpin untuk menerapkan perubahan-perubahan tersebut tanpa banyak penolakan dari masyarakat. Seolah-olah kita telah "diprogram" untuk menerimanya.

Jadi, apa yang harus kita lakukan tentang hal ini?

Pertama-tama, kita perlu mulai melihat media dengan mata yang lebih kritis. Kita tidak boleh menganggap segala sesuatu yang kita lihat atau dengar di media sebagai kebenaran mutlak. Kita perlu mengembangkan kemampuan untuk memilah informasi yang diberikan kepada kita.

Kedua, kita harus aktif mencari sumber-sumber informasi yang beragam. Jangan hanya bergantung pada satu sumber atau jenis media saja. Dengan cara ini, kita dapat mendapatkan pandangan yang lebih luas tentang suatu masalah dan menghindari terjebak dalam pemikiran yang terprogram.

Dan yang terakhir, tetaplah kritis dan skeptis terhadap segala sesuatu yang disajikan kepada kita melalui media. Jangan biarkan diri kita menjadi "diprogram" oleh pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh pihak-pihak tertentu.

Jadi, mari kita mulai mempertanyakan dan memeriksa dengan lebih cermat apa yang kita lihat dan dengar melalui media. Kita tidak boleh menjadi korban dari apa yang Watt sebut sebagai "pemrograman prediktif." Daripada menjadi penonton pasif, mari kita menjadi penilai aktif dari informasi yang kita terima. Hanya dengan cara ini kita dapat menjaga pikiran kita tetap bebas dan independen.

Referensi:
https://u.osu.edu/vanzandt/2018/04/18/predictive-programming/
https://www.bartleby.com/essay/Subconscious-Manipulation-Theory-648C82C6090C1C84

Tulisan ini hanya mencerminkan pandangan pribadi penulis. Pembaca disarankan untuk membentuk opini mereka sendiri dan melakukan penelitian tambahan sebelum mengambil keputusan.

Penulis

Salam dari saya
Hai. Nama saya Randi Iskandar, dan saya senang sekali bisa berbagi cerita dan pengalaman melalui blog ini.
Komentar